Ini adalah cerpen berjudul "Cinta yang Tak Sampai" yang saya adopsi dan kembangkan dari puisi "Aku Ingin" karya Sapardji Djoko Damono, sekaligus untuk memenuhi tugas harian dalam mata kuliah Menulis Fiksi. “Aku Ingin” karya Sapardi Djoko Damono Aku ingin mencintaimu dengan sederhana; dengan kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api yang menjadikannya abu Aku ingin mencintaimu dengan sederhana; dengan isyarat yang tak sempat disampaikan awan kepada hujan yang menjadikannya tiada. “ Cinta yang Tak Sampai” Di lorong kosong yang lenggang dan sepi. Seorang pemuda berkemeja cokelat sedang duduk menunduk sambil memegang buku di kedua tangannya, membuat siapa saja yang melihatnya pasti akan berfikir bahwa ia mahasiswa yang rajin membaca. Sudah dua jam ia tidak beranjak dari tempat itu. Hingga lalu lalang para mahasiswa, beberapa dosen, dan seekor kucing yang masih tersisa di kampus sore itu tak membuatnya tergubris untuk merasak...
Kugy mengajarkanku untuk tidak berkhayal sendirian. Kami bercengkrama satu sama lain, menceritakan pangeran dalam dunia khayal masing-masing. Tentang keenan dan Someone. Kuseduh segelas kopi ditemani beberapa bungkus makroni pedas yang mencoba hadir sebagai orang ketiga diantara ku dan kugy yang sedang asyik bercerita. Bukan untuk memisahkan kita, justru malah membuat malam ini semakin hidup dibuatnya. Semakin malam cerita yang kami kisahkan semakin larut dalam buaian. Tenyata tak disangka-sangka. Ku dan kugy memiliki banyak persamaan; kami sama-sama menyukai lelaki yang dari fisik Ke-BULEK-an (bukan Ke-BULE-an), yang cerdas, artistik, dan penuh kejutan. Keenan suka melukis dan Kunang (Akhirnya aku menemukan nama yang pas) suka menggambar. Kugy yang senang menulis dan Ku yang juga senang menulis. Tapi ada hal berbeda diantara kugy dan keenan dengan ku dan kunang. Kunang juga suka menulis, beda dengan keenan yang hanya senang melukis dan ku yang juga suka menggambar (sa...