Entah sejak kapan. yang jelas saat malam itu, pertama kali aku datang. menemukan sekelibat wajahnya dibalik kerumunan mereka.
dan didalam ruangan itu aku baru menyadari bahwa aku suka.
Suka,
saat bibirnya mulai mengeluarkan suara yang menandakan bahwa rapat dimulai.
saat bibirnya berkata dengan tegasnya untuk memberi perintah agar rapat berjalan dengan semestinya.
saat bibirnya mulai menjelaskan suatu gambaran yang perlu dijelaskan.
dan saat satu suara itu saja yang aku dengar didalam ruangan.
Ahh! rasanya objekku saat itu cuma satu.
Wajahnya.
Matanya. yang tersorot sayup sayup tajam, menandakan bahwa mimiknya saat itu sedang serius.
aku suka.
Cara dia berpakaian, cara dia menata rambutnya. memang terlihat terlalu formal (karna lagi ngampus) tapi apapun yang dia tampakan tetap saja aku suka.
saat dia berjalan lewat didepanku, dan saat dia tiba tiba muncul didepan mataku. deg! begitulah hatiku.
Terlebih saat dia memetik senar gitarnya yang baru baru ini ia tampakan, dan alunan musik yg dia mainkan. aku suka.
Tak cuma itu.
aku juga suka tangannya. tangan yang biasa ia pakai untuk menciptakan suatu gambaran. menciptakan objek yang bagus menurutku.
Apapun yang menjadi objek kurasa memang bagus dan indah.
seperti kamu, objekku.
Tapi ada sesuatu yang aku tidak suka.
dari matanya,
pantulan seseorang yg ada didalamnya, aku tau. yang jelas bukan aku :)
dan satu hal lain yang aku tidak suka.
saat dia menelungkupkan kepala dan terbaring lemah tanpa suara.
Karna bagiku kamu itu terlahir kuat. meski selemah apapun kamu, bisakah aku yg jadi sandaranmu. atau kita sama sama besandar. adil bukan?
Kamu kuat, tak cocok untuk jadi seseorang yg lemah. :)
kuatku, kamu.
- Tulisan ini sudah ada semenjak bulan Januari 2016
Komentar
Posting Komentar